Jumat, 15 Oktober 2010

Tugas Mandiri Priyo Murtono / 244309085

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat ini perdagangan suatu negara yang mempunyai banyak pulau seperti indonesia akan lebih efisien bila menggunakan angkutan laut, sebab angkutan laut mampu mengangkut komiditas perdagangan dengan jumlah yang sangat besar dan jarak yang jauh, tentunya dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan alat transportasi lain.
Kapal merupakan ujung tombak untuk mendapatkan penghasilan, karena salah satu tujuan perusahaan pelayaran adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai hasil dari jasa angkutan, untuk kemajuan suatu perusahaan, maka perusahaan pelayaran harus untung artinya pemasukan harus lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian biaya operasi harus ditekan sekecil mungkin. Pendapatan maupun biaya operasi sangat dipengaruhi oleh perawatan kapal yang dilaksanakan dengan baik dan secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah hari berlayar kapal.
Bagi sebuah perusahaan yang mempunyai armada perkapalan untuk mendistribusikan produknya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya denagn menyiapkan kapal-kapal atau armada yang laik laut dan hal ini juga berlaku pada perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai armada perkapalan.
Kegiatan pelayaran niaga merupakan operasi yang khusus dan kompleks diatur oleh aturan dan konvensi yang komprehensif yang dikembangkan oleh otorita ditingkat nasional dan internasional. Walau demikian, peraturan aspek teknis pelayaran hanya dapat mencapai sebagian dari tujuan operasi kapal dengan aman dan bebas polusi. Dalam analisa terakhir, meski nakhoda jelas bertanggung jawab atas keselamatan kapal dan awaknya, tanggungjawab secara keseluruhan atas administrasi dan operasi dengan aman dari setiap kapal berada pada pemilik kapal atau organisasi lain atau orang yang dianggap bertanggungjawab atas operasi kapal dari pemilik. Walaupun analisa dan survey statistik dari berbagai lembaga survey serta P & I club (Protection and Indemnity Club) menunjukkan sekitar 62% dari kecelakaan pelayaran disebabkan oleh kesalahan manusia (Alert, The international maritime human element buletin – October 2003), kebenaran yang hakiki adalah tindakan dan kealpaan manusia yang berperan dalam setiap kecelakaan, termasuk kerusakan konstruksi atau kerusakan peralatan yang menjadi penyebab langsung. Tugas yang dihadapi para perusahaan pelayaraan ialah mengurangi porsi keputusan manusia yang salah, yang menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kecelakaan atau polusi.
Sasaran yang harus dipastikan bahwa para staff harus diinformasikan secukupnya dan dilengkapi demi tanggungjawab operasi dengan aman. Keputusan yang diambil didarat dapat sama pentingnya dengan yang diambil dilaut, atau pencegahan polusi yang diambil ditingkat manapun dalam perusahaan, didasari atas pengertian yang dalam akan konsukensinya.
IMO (Internationl Maritime Organization) sebagai salah satu badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk bidang pelayaran, mengingat pentingnya suatu management yang baik dan baku bagi kapal-kapal untuk menghindari ada kecelakaan, pencemaran dan resiko laut lainnya maka untuk masalah pelayaran dan aspek-aspeknya, kemudian menyusun dan menetapkan suatu kode management yang  bersifat internasional yang  kemudian  dikenal dengan ISM Code (International Safety Management Code). ISM Code adalah kode internasional  mengenai manajemen untuk pengoperasian kapal secara aman, pencegahan kecelakaan manusia atau kehilangan jiwa dan menghindari kerusakan lingkungan khususnya terhadap lingkungan maritim serta biotanya.  ISM Code kemudian ditetapkan oleh IMO menjadi Resolusi No. A.741 (18) dan bersifat wajib dengan dijadikan sebagai Bab IX konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea) “Manajemen untuk Pengoperasian Kapal Secara Aman”. Penerapan petunjuk prosedur sertifikasi ISM Code diterapkan untuk semua jenis kapal dan peralatan bergerak dari Anjungan lepas pantai, dan perusahaan yang mengoperasikannya.
Lebih lanjut dalam ISM Code 1.4 “Persyaratan untuk suatu Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)”, disebutkan bahwa perusahaan harus mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan suatu sistem manajemen keselamatan yang mencakup persyaratan tentang : Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan, Instruksi dan prosedur untuk menjamin pengoperasian kapal yang aman dan perlindungan  lingkungan sesuai dengan peraturan internasional dan nasional yang berlaku, Menentukan tingkat kewenangan dan jalur komunikasi antara personil didarat dan dikapal, Prosedur pelaporan kecelakaan dan penyimpangan terhadap persyaratan peraturan ini,  Prosedur untuk persiapan dan penanggulangan keadaan darurat dan Prosedur audit intern dan tinjauan manajemen.
Dampak perkembangan pasar dunia bebas, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah menjadi isu global, dan mempunyai kedudukan startegis, karena selain menyangkut aspek perlindungan tenaga kerja, lingkungan kerja, cara kerja, proses produksi, sangat erat pula kaitannya dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu pilar tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh kerena itu dengan diadakannya program K3 sangat mendorong dalam penciptaan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat, yang menjadi salah satu penentu daya saing perusahaan. Karena itu pelaksanaan K3 jangka panjang sangat berpengaruh terhadap kualitas manajemen, serta efisiensi kerja dan produktivitas perusahaan.
Salah satu perusahaan yang rentan dengan kecelakaan adalah perusahaan transportasi laut karena mereka langsung berhadapan dengan alam setiap mereka kerja. Oleh sebab itu setiap karyawan yang ada di transportasi laut harus ada sertificate keselamatan. Perusahaan migas dalam hal ini lebih berhati-hati dalam memilih orang atau karyawan yang akan ditempatkan pada bagian kapal, hal ini salah satu cara untuk menghindari terjadinya kecelakaan di laut. Sebab karyawan yang handal, berkualitas dan mempunyai ketrampilan terutama renang atau menyelam. Keselamatan adalah : Suatu keadaan dalam lingkungan kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada didalam atau tempat kerja tersebut, baik orang tersebut karyawan atau bukan karyawan dari organisasi kerja itu. 
K3 sangat besar peranannya dalam peningkatan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia dan segala kerugian akibat kecelakaan tersebut, dan secara positif untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan. Dengan demikian K3 yang berjalan dengan baik dapat mendorong dan memicu produktivitas dan produksi. Divisi operasi dan Divisi Armada merupakan bagian ynag memegang peranan penting dalam melakukan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap kapal-kapal suatau Perusahaan Pelayaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan operasi perusahaan tersebut. Dengan melakukan kegiatan pengangkutan muatan maka usaha pelayaran niaga akan mendapatkan hasil yang tentunya bagi kelangsungan usaha yang bersangkutan. Melalui sistem perawatan yang terencana pula dilakukan pengawasan terhadap mesin-mesin baik mesin utama maupun mesin bantu. Sudah tentu masalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan dan perawatan kapal akan berpengaruh terhadap laba operasional kapal itu sendiri, karena Anak Buah Kapal tidak akan bisa bekerja tanpa didukung dengan peralatan-peralatan yang diperlukan. Karena kapal-kapal yang beroperasi sudah berumur tua, maka sangat banyak perawatan-perawatan yang dilakukan dengan melakukan perawatan-perawatan yang berkesinambungan, baik perawatan preventif maupun korektif. Diharapkan supaya perawatan dan perbaikan itu dapat meminimalisir kerusakan sehingga kapal-kapal tersebut dapat mencapai target yang diharapkan, yaitu pendapatan hasil usaha operasional kapal dan keselamatan kapal.
Kapal dapat laik membutuhkan perawatan dan perbaikan terutama mesin-mesin, lambung kapal, bagian ruang muat, tanki ballast, alat-alat bongkar muat, alat-alat keselamatan dan alat-alat navigasi, agar kapal selalu berada di lautan dan dapat mengangkut serta memindahkan orang dan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain dan mesin-mesin selalu berjalan lancar dan tahan lama meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk. Dalam mendukung proses pengoperasian kapal diperlukan suatu penanganan yang baik dalam perawatan, agar kapal tersebut dapat lancar dalam  pengoperasiannya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain perawatan adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang beroperasinya kapal dan keselamatan awak kapal
Perawatan kapal dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan  yang dilakukan terhadap kapal untuk mencegah terjadinya kerusakan dan mengembangkan kepada kondisi yang lebih baik. Pekerjaan perbaikan kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena usia kapal yang bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga berakibat berkurangnya kemampuan kapal. Seperti diketahui, bahwa perwatan memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga perusahaan pelayaran akan selalu mengusahakan untuk menekan biaya. Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal yang selalu memperhatikan atau memperhitungkan bahwa perawatan bagian-bagian dari kapal secara rutin merupakan suatu pemborosan.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengambil judul yaitu “PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP OPERASIONAL KAPAL MT. MARINE ACE PADA SK. SHIPPING, KOREA TAHUN  2009”
  
B.     Perumusan Masalah
1.      Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang judul penelitian di atas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
a.       Kesehatan dan keselamatan kerja yang belum optimal
b.      Keselamatan pelayaran ada yang belum optimal
c.       Ketrampilan dan pengetahuan awak kapal yang terbatas
d.      Jam kerja awak kapal yang belum dipatuhi
e.       Awak kapal yang terbatas
2.      Pembatasan Masalah
Sehubungan keterbatasan waktu, dana dan teori-teori, agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan dapat diteliti, untuk itu penulis memberi batasan masalah pada : Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap operasional kapal MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea tahun 2009.
3.      Pokok Permasalahan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Apakah kesehatan dan keselamatan kerja di atas MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea?
b.      Apakah operasional kapal di atas MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea?
c.       Apakah terdapat pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap operasional kapal MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
a.       Untuk mengetahui kesehatan dan keselamatan kerja di atas MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea.
b.      Untuk mengetahui operasional kapal di atas MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea.
c.       Untuk mengetahui pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap operasional kapal MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea.
2.      Manfaat Penelitian
a.       Bagi Penulis
Menambah khasanah dan wawasan ilmiah bagi penulis khususnya dalam hal sumber daya manusia. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka mendapat gelar Sarjana Ekonomi Tranportasi Laut program S1 di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Jakarta.
b.      Bagi STMT dan Masyarakat
Sebagai sumbangan pemikiran dan sumber analisis kepada para pembaca, baik di lingkungan kampus STMT Trisakti, ataupun di luar kampus dalam memahami tentang hubungan kesehatan dan keselamatan kerja dan kepuasan dalam upaya penambahan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum melalui perpustakaan STMT Trisakti Jakarta
c.       Bagi Perusahaan
Penelitian ini merupakan sumbangan pikiran dari penulis dalam rangka pengembangan manajemen perusahaan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan dalam menganalisis dan mengambil keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berkenaan dengan keselamatan pelayaran pada SK. Shipping, Korea.

D.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif  dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket.  Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada ABK secara acak (random).
2.      Populasi dan Sampel
Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh awak kapal pada SK. Shipping, Korea. Sampel adalah  bagian dari populasi. Adapun sampel  yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili awak kapal di atas MT. Marine Ace pada SK. Shipping, Korea.
3.      Metode Pengumpulan Data
a.    Penelitian Lapangan (Field Research)
                 Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut :
1)   Observasi
Yaitu  dengan  melakukan  pengamatan   langsung  pada obyek  yang      diselidiki.
2)   Angket
                     Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan, dari 30 responden. Pada penelitian ini setiap butir pernyataan responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban pernyataan diberikan bobot nilai yang berdasarkan skala 5 (lima), di mana pada variabel X (kesehatan dan keselamatan kerja) dan variabel Y (keselamatan pelayaran) setiap jawaban pernyataan mempunyai nilai sebagai berikut :

Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan

Pilihan Jawaban
Singkatan
Bobot Nilai
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
S
4
Ragu-ragu
RG
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
                        Sumber : Sugiyono, ( 2006 : 107 )
b.    Penelitian Kepustakaan (Library Research).
                 Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori-teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini penulis menggunakan beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan bahan pustaka lainnya.
4.      Metode Analisis Data
Metode analisis data  yang akan digunakan penulis dalam mengolah data menggunakan perhitungan secara manual dengan rumus sebagai berikut :
a.    Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsional antara variabel kesehatan dan keselamatan kerja (X) terhadap variabel keselamatan pelayaran (Y). Menurut Sugiyono (2006 : 237) rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
    bX

       
                 Dimana :
                        X    =   Variabel bebas (kesehatan dan keselamatan kerja)
                        Y    =   Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                        a     =   Konstanta (bilangan tetap)
                        b     =   Koefisien regresi
                        n     =   Jumlah sampel
                 Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah :
dan 
b.    Analisis koefisien korelasi sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh antara variabel X (kesehatan dan keselamatan kerja) dengan variabel Y (keselamatan pelayaran). Menurut Sugiyono (2006 : 238) rumus koefisien korelasi atau r adalah sebagai berikut :
                 Dimana :
                        n     =   Jumlah sampel
                        r      =   Koefisien korelasi
                        X    =   Variabel bebas (kesehatan dan keselamatan kerja)
                        Y     Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                 Untuk  dapat memberi interpretasi terhadap kuat - lemahnya hubungan tersebut, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :




Tabel I.2
Interpretasi Tingkat Hubungan X dan Y
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000

...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar