Selasa, 19 Oktober 2010

Tugas Mandiri Nasrul



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Keselamatan kerja di laut dewasa ini terus berkembang dari hari ke hari bahkan sudah merupakan tuntutan pelayanan yang harus dipenuhi. Transportasi merupakan sarana angkutan dalam usaha pemindahan suatu barang, hewan atau penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam pengertian lebih luas usaha transportasi bukan hanya memindahkan barang, hewan atau penumpang saja, melainkan transportasi itu sendiri berkembang sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri ± 17.000 pulau, dengan luas laut mencapai 2/3 bagian dari luas wilayah daratan Indonesia sangat membutuhkan sarana dan prasarana transportasi sehingga menunjang pembangunan negara secara menyeluruh sampai pelosok tanah air kita Ibu Pertiwi. Perkembangan ekonomi yang terus berlanjut dan bergerak untuk mencapai tujuan akhir masyarakat adil dan makmur bagi seluruh wilayah dan rakyat Indonesia.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri bagi bisnis transportasi khususnya dunia maritim atau pelayaran dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, yang jika dapat didaya gunakan akan menjadi kekuatan dalam menjalankan bisnis serta merupakan salah satu kunci sukses dalam persaingan. Tantangan yang dihadapi khususnya pada keselamatan kerja transportasi laut terdiri dari 2 (dua) faktor penyebab utama yaitu kondisi fisik kapal dan awak kapalnya. Kondisi fisik kapal dan awak kapalnya merupakan tuntutan zaman untuk menjamin kelancaran dan keselamatan kerja transportasi laut sebagai tujuan mutlak bagi pengguna jasa khususnya tranportasi kapal laut. Globalisasi perdagangan bebas telah mendorong Perusahaan-perusahaan Pelayaran di seluruh dunia berlomba-lomba untuk bersaing dalam menjaring konsumen dengan menjanjikan ketepatan dan keselamatan muatan dan penumpang apabila menggunakan jasa transportasinya.
Internasional Maritime Organizatian (IMO) adalah sebuah organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusinya yaitu Standard Training Certificatian for Watckeeping for Seafarer (STCW) 1978 Amandemen 1995. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Maritime Pollusion (MARPOL) 1973/78. Pada dasarnya semua peraturan yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO) bertujuan untuk menjamin keselamatan kerja transportasi laut dan mengatur tentang Kondisi fisik kapal dan Awak kapal sesuai standar Internasional.
Sangatlah wajar apabila Negara Indonesia sebagai Negara Kepulauan memiliki armada transportasi laut yang handal, yang dapat bersaing di pasar Internasional. Akan tetapi sangat ironis pula apabila suatu Negara Kepulauan seperti Indonesia ternyata banyak armada kapal dan awak kapalnya tidak laik-laut sehingga kurang mampu bersaing di pasar Internasional.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri bagi bisnis transportasi khususnya dunia maritim atau pelayaran dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, yang jika dapat didaya gunakan akan menjadi kekuatan dalam menjalankan bisnis serta merupakan salah satu kunci sukses dalam persaingan. Tantangan yang dihadapi yaitu mempersiapkan kondisi fisik kapal dan awak kapal sehingga mampu bersaing pada era globalisasi pasar dunia, terlebih dengan adanya Asian Free Trade Association (AFTA) (2003) dan Association Pretrolium Economic Company (APEC) (2020). Globalisasi pasar ini mendorong masuknya pemain-pemain baru sehingga iklim persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal ini akan sangat terasa terutama bagi perusahaan pelayaran di Indonesia, sebagian besar pemain utama di industri transportasi adalah pemain global misalnya Neptune Ocean Line (NOL) dari Singapore, Amercan Presiden Line (APL) dari Amerika Serikat, dan Nederland Hlyod (Nedllyod) dari Belanda.
Untuk menciptakan standarisasi kondisi fisik kapal dan awak kapal di kapal-kapal Indonesia menjadi tanggung jawab bersama antar Instansi Pemerintah terkait, Diklat dan Kesatuan Pelaut Indonesia. Akan tetapi dalam hal ini pemerintah harus ada kemauan politik untuk mengupayakan semua pihak-pihak yang terkait dengan kondisi fisik kapal dan awak kapal, untuk berbuat lebih sungguh-sungguh, demi terciptanya keselamatan kerja transportasi laut.
Apabila di sadari bahwa kondisi fisik kapal dan awak kapal yang melayani jasa transportasi laut merupakan prioritas utama yang harus selalu di evaluasi untuk menjamin kelancaran keselamatan kerja transportasi laut, keberadaan awak kapal yang bekerja di kapal asing cukup besar peranannya untuk menambah pemasukan devisa Negara. Kondisi fisik kapal dan awak kapal Indonesia harus dapat menghadapi persaingan dengan negara-negara asing. Keselamatan kerja transportasi laut memerlukan penanganan yang serius dewasa ini apalagi banyaknya kejadian-kejadian kecelakaan kapal baik kecelakaan tubrukan, kandas, maupun terbakar dan tenggelam.
Pada saat sekarang ini persaingan armada kapal laut antar perusahaan pelayaran di kawasan Asia maupun di dunia, berkembang sangat ketat sekali, banyaknya perusahaan pelayaran yang mengoperasikan armada kapalnya dengan standar kondisi fisik kapal dan awak kapal seperti perusahaan-perusahaan pelayaran dari Malaysia, Singapore, dan Republik Rakyat China.
Melihat ketatnya persaingan tersebut tentu hanya perusahaan pelayaran yang mempunyai armada kapalnya sudah laik-laut yang mampu bersaing dengan perusahaan pelayaran asing. Kondisi fisik kapal dan awak kapal dapat dibuktikan dengan validnya semua sertifikat-sertifikat yang dimiliki oleh kapal maupun awak kapalnya sehingga mendukung keselamatan kerja transportasi laut.
Sejalan dengan meningkatnya tuntutan dari para pengguna jasa angkutan laut, banyak perusahaan pelayaran mulai berbenah diri dengan meningkatkan standar pelayanan disesuaikan dengan harapan para konsumen. Adapun tujuan dari peningkatan standar pelayanan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan pelayanan adalah untuk menjaring konsumen sebanyak mungkin. Kondisi semacam ini akan menciptakan persaingan sengit diantara sesama perusahaan pelayaran. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti tentang hubungan antara kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal dengan judul  " HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK KAPAL DENGAN KESELAMATAN KERJA AWAK KAPAL MT. TRISTEN PADA SUPERIN CHEMICAL(S) PTE. LTD. TAHUN 2010”. Adapun pokok bahasan yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kondisi fisik kapal dalam meningkatkan keselamatan kerja awak kapal sehingga dapat mengurangi kecelakaan di kemudian hari.

B.     Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dibuat identifikasi permasalahan masalah berkaitan kondisi fisik dan keselamatan kerja awak kapal sebagai berikut:
a.       Kondisi fisik kapal dan keselamatan kerja awak kapal sudah menurun
b.      Ada hambatan dalam pengoperasian pada Superin Chemical(s) PTE. LTD..
c.       Keterbatasan biaya pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. dalam pengoperasian kapal
d.      Keterampilan sumber daya manusia pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. perlu ditingkatkan.
  1. Pembatasan Masalah
Terindikasi terhadap masalah pokok yaitu sejauh mana pengelolaan pelayanan ditinjau dari aspek manajemen, terutama perencanaan dan pengawasannya serta kelembagaan penyelenggara pelabuhan dalam upaya menerapkan semua aturan nasional maupun internasional dapat berfungsi secara optimal untuk meningkatkan keselamatan kerja awak kapal.
Merujuk uraian di atas maka peneliti membatasi penelitiannya pada “HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK KAPAL DENGAN KESELAMATAN KERJA AWAK KAPAL MT. TRISTEN PADA SUPERIN CHEMICAL(S) PTE. LTD. TAHUN 2010”.
  1. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut berikut
a.       Bagaimana kondisi fisik kapal di MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010 ?
b.      Bagaimana keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010 ?
c.       Apakah terdapat hubungan antara kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010 ?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui kondisi fisik kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010.
b.      Untuk mengetahui keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010.
c.       Untuk menganalisis hubungan antara kondisi fisik kapal terhadap keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010.
  1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk berbagai pihak, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi penulis merupakan aplikasi penerapan teori dan konsep yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan Sarjana.
2.      Bagi Perusahaan-perusahaan Pelayaran domestik diharapkan dapat mempersiapkan kapal-kapalnya tetap laik-laut untuk menangani permasalahan keselamatan transportasi dalam kondisi nyata dengan kajian ilmiah khususnya pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010.
3.      Bagi Lembaga Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti diharapkan sebagai suatu bahan hasil penelitian analisis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keselamatan kerja awak kapal dan bagi Lembaga-Lembaga Pendidikan yang mendidik para awak kapal agar lebih ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya dan diharapkan mampu menunjang keselamatan kerja awak kapal

D.    Hipotesis
Berdasarkan uraian konsepsional di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu : Diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD. tahun 2010.

E.      Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
                                    Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif  dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket.  Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada awak kapal secara acak (random).
2.      Populasi dan Sampel
                                    Populasi merupakan jumlah objek secara keseluruhan atau  generalisasi dari objek yang ditetapkan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD.. Sampel adalah  bagian dari  populasi. Adapun sampel  yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili awak kapal Superin Chemical(s) PTE. LTD..
3.      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
a.       Riset Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengambil literarur berbagai buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas untuk mendapatkan teori dan definisi yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini.
b.      Riset Lapangan
Penelitian yang dilakukan langsung ke objeknya yaitu Superin Chemical(s) PTE. LTD. guna memperoleh data yang dibutuhkan melalui dua cara :
1)      Wawancara, yaitu bertanya jawab langsung dan lisan dengan pihak yang bersangkutan.
2)      Observasi, yaitu memperoleh data atau bahan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti mengenai permasalahan yang akan diteliti.
3)Angket
                      Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan. 
Penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala likert dalam bentuk check list (Ö) yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan menilai sikap responden tentang kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal. Jawaban dari pernyataan responden (kualitatif) diubah menjadi kuantitas berupa angka skor, seperti tabel berikut ini :

Tabel I.1
Ketentuan Pengukuran Instrumen Penelitian

Pernyataan
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1

4.      Metode Analisis Data
a.      Pengolahan data
Setelah mendapatkan data, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dan siap untuk disajikan atau dibuat, sedangkan disini peneliti menggunakan cara pengolahan data secara manual untuk menghitung nilai statistik berupa regresi linier sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan       uji t.             
b.      Penyajian  Data
Rencana penyajian data adalah dalam bentuk tabel untuk mempermudah perhitungan dan pemahaman dalam meneliti.
c.       Analisis Statistik Data
Pengolahan data yang baik adalah menggunakan manual. Dimana dengan harapan tidak terjadi tingkat kesalahan yang besar serta teknik manual yang digunakan mengingat tidak semuanya data dapat diolah dengan menggunakan komputer tetapi dengan perantara manual data baru bisa diinput dengan komputer. Setelah data diolah kemudian terjadi hasil atau output dari perkalian, penjumlahan, pembagian, pengakaran, pemangkatan, serta pengurangan. Hasil yang diolah disajikan dalam bentuk tabel dimaksudkan agar penyajian dapat dibaca dengan mudah dan mudah dipahami.
1)      Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis ini digunakan untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dalam hal ini bagaimana variabel dependen yaitu keselamatan kerja awak kapal atau kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen yaitu kondisi fisik kapal atau prediktor, secara individual. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Ŷ = a + b (X)
Dimana:
 dan 
Ŷ          = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan (keselamatan kerja awak kapal)
X         = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan (kondisi fisik kapal)
a              = Nilai konstanta atau intercept harga Y jika X = 0
b          = Nilai arah koefisien regresi sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y (kenaikan atau penurunan Ŷ untuk setiap perubahan satu-satuan X)
2)      Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel. Dalam hal ini keeratan dan seberapa besar hubungan antara kondisi fisik kapal dan keselamatan kerja awak kapal dan bagaimana hubungannya, maka dapat digunakan rumus:
Keterangan :
rXY       = Koefisien korelasi antara kedua variabel
X         = Kondisi fisik kapal
Y         = Keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen
n          = Jumlah data
Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi kalau r = koefisien korelasi, nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut:
-1 < rXY < 1
Dimana :
Jika :    rXY = 1, hubungan X dan Y sempurna positif
rXY = -1, hubungan X dan Y sempurna negatif
rXY = mendekati 1 hubungan kuat positif
rXY = mendekati 0 hubungan lemah positif (bergerak dari 1ke 0)
rXY = mendekati -1 hubungan lemah negatif
rXY = mendekati 0 hubungan lemah negatif (bergerak dari -1 ke 0)
atau dapat menggunakan tabel pedoman berikut ini :
Tabel I.3
Pedoman untuk memberikan interpretasi
Koefisien Korelasi

Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat rendah

Artinya : X dikatakan mempengaruhi Y jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y. Artinya naik turunnya X akan membuat naik turunnya nilai Y. Akan tetapi naik turunnya Y tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan naik turunnya nilai Y.
3)      Pengujian Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dimana pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif yang signifikan kondisi fisik kapal terhadap keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a)      Ho : r < 0,             tidak terdapat hubungan positif yang signifikan
kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal
Ha : r > 0,               terdapat hubungan positif yang signifikan kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal
b)      Menentukan taraf nyata (a) atau tingkat keyakinan (1-a)
Taraf nyata (a) = 5% dan tingkat keyakinan (1-a) = 95%, dengan ttabel          (ttabel = t (a,n-2))
c)    Menentukan daerah kritis (daerah penolakan Ho)
-           Ho diterima, Ha ditolak jika -t tabel < t hitung
-          Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung > t tabel








d)     Perhitungan nilai t
              
e)      Menarik kesimpulan
Jika t hitung < t tabel          maka Ho diterima, Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan positif yang signifikan kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD.
Jika t hitung > t tabel          maka Ho ditolak, Ha diterima yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan kondisi fisik kapal dengan keselamatan kerja awak kapal MT. Tristen pada Superin Chemical(s) PTE. LTD.

F.     Sistematika Penulisan Skripsi
Oleh karena skripsi adalah suatu karya ilmiah, maka disusun secara sistematis (dikelompokan) secara sistematis dan kronologis (secara berurutan) sebagai berikut :
BAB I :     PENDAHULUAN
Pembahasan pertama merupakan Pendahuluan, pembahasannya  meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II  :  LANDASAN TEORI
Pembahasan kedua meliputi landasan teori, karena dalam bab ini dikemukakan teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya, yang akan dipakai sebagai alat analisis dan pemecahan masalah atas hasil penelitian yang telah diperoleh. Teori-teori yang dikemukakan harus sesuai dengan penelitian.
BAB III:   GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN SUPERIN CHEMICAL(S) PTE. LTD.
Pembahasan ketiga disusun dalam, memuat rangkuman tentang penelitian yang merupakan hasil tinjauan umum objek penelitian
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pembahasan keempat disusun merupakan proses Analisis dan Pembahasan atas rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab I.
     BAB V :     PENUTUP
Pembahasan kelima ini disusun dalam bab yang terakhir yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar