Rabu, 27 Oktober 2010

Tugas Kelompok IV (Urip Tricahyo, Sapto Kustio, Subandi, Eko Sugiri)


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
     Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki armada angkutan laut antar pulau yang jumlahnya cukup besar. Hingga tahun 2007 jumlah kapal laut yang berbendera Indonesia mencapai 5863 armada dengan tipe dan ukuran yang telah dikelaskan oleh Biro Klasifikasi Indonesia  (BKI).
     Keberadaan armada laut mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang berbagai kegiatan jasa pelayanan di laut yaitu dalam bidang pelayanan angkutan transportasi, eksploitasi sumber daya laut dan berbagai bidang kegiatan di laut lainnya.
     Pertumbuhan sarana dan jasa angkutan laut yang proposional sangat menentukan terhadap pertubuhan ekonomi secara nasional khusus nya bagi Indonesia yang secara geografis merupakan Negara kepulauan.
     Keberadaan armada laut mempunyai peran yang sangat penting dalam menujang berbagai kegiatan jasa pelayanan di laut yaitu dalam bidang pelayanan angkutan transportasi, eksploitas sumber daya laut dan berbagai bidang kegiatan di laut lainnya
     Convention On The International Regulations For Preventing Collisions At Sea 1972 yang secara umum disebut sebagai Collision Regulation 1972 atau disingkat COLREG 1972, jika dalam bahasa Indonesianya dikenal sebagai Peraturan International Maritime Organization (IMO) no.A 464 (XII) tentang peraturan yang berlaku secara International dan harus dipatuhi serta dilaksanakan secara utuh oleh semua kapal, pemilik kapal, Nakhoda dan awak kapal agar tidak terjadi kecelakaan di laut. Collision Regulation 1972 ditandatangani oleh semua anggota International Maritime Organization pada bulan Oktober 1972 di London dan Indonesia adalah merupakan salah satu Negara yang ikut serta di dalam pendatanganan tersebut. Collision Regulation 1960 yang sudah tidak sesuai lagi sehingga diperlukan adanya perubahan dan penambahan yang sesuai dengan :
  1. Resolusi Intergovermental Maritime Consultative Organization (IMCO) A. 466 tanggal 19 November 1981 yang berlaku mulai tanggal 19 November 1983.
  2. Resolusi International Maritime Organization (IMO) A. 626 (XV) tanggal 19 November 1987 yang berlaku mulai tanggal 19 November 1989.
  3. Amandemen tahun 1993.
Tujuan penerapan Collision Regulation 1972 yang terdiri dari 38 aturan dan 4 lampiran tersebut adalah untuk mencapai keselamatan kapal, awak kapal, penumpang, muatan serta dapat mencegah terjadinya pencemaran laut dan hal tersebut menjadi tanggung jawab nakhoda serta awak kapal, penumpang, muatan serta dapat mencegah terjadinya pencemaran laut dan hal tersebut menjadi tanggung jawab nakhoda serta awak kapalnya.
     Human error merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan laut terbesar yang selama ini terjadi di Indonesia, dalam banyak kasus yang seharusnya bisa mencegah itu adalah mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas navigasi di atas kapal-kapal yang dimaksud, oleh sebab itu di dalam mengemban tugas-tugasnya seorang nakhoda kapal harus memahami dan menerapkan Collision Regulation 1972 secara utuh, begitu juga dengan perwira jaga navigasi yang  ketika melaksanakan dinas jaga laut adalah sebagai wakil dari nahkoda dan tanggung jawabnya setiap waktu adalah melaksanakan tugas jaganya dengan seksama serta memastikan bahwa pengawasan yang efisien selalu terpelihara untuk mencegah terjadi kecelakaan di laut.
     Sejalan dengan perkembangan tehnologi dunia di bidang perkapalan dan pelayaran, dimana jumlah kapal-kapal niaga dari berbagai jenis dan ukuran serta kecepatannya terus meningkat, maka faktor keselamatan pelayaran menjadi persyaratan utama di dalam mengoperasikan kapal-kapal. Dalam hal ini setiap Nahkoda dan perwira jaga navigasi harus dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mencegah terjadinya bahaya-bahaya di laut seperti bahaya kapal kandas, bahaya tubrukan dan sebagainya. Berdasarkan laporan hasil penelitian oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Inggris yang berjudul “Major Marine  Collision   and  Effects  of   Prevention   Recommendations”    tertanggal 9 September 1981 menyebutkan bahwa penyebab utama terjadinya tubrukan di laut dari tahun 1970 hingga tahun 1979 adalah karena kesalahan manusia (Human Error).
     International Chamber of Shipping (ICS) dalam laporannya nomor 15, January 1996 menyimpulkan sebab-sebab kecelakaan laut, baik itu tubrukan maupun kekandasan kapal dari berbagai penyelidikan pada tingkat internasional. Ada 2 faktor penyebab utamanya yaitu :
1.    Kegagalan dalam memelihara suatu tugas navigasi yang memadai.
2.    Kelemahan dalam penampilan organisasi anjungan.
Tidak ada bukti yang menunjukkan kekurangan yang serius dari perwira jaga navigasi yang berhubungan dengan pelatihan dasar untuk keahlian bernavigasi maupun kemampuan untuk menggunakan instrumen-instrumen dan peralatan navigasi, kecelakaan laut itu terjadi karena kesalahan manusia yang mana semua manusia cenderung berbuat kesalahan dalam suatu situasi dimana tidak ada petugas navigasi yang secara terus-menerus mampu mendeteksi sebelum sebuah kecelakaan terjadi, oleh sebab itulah maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan menyusunnya dalam bentuk skripsi dengan judul :
”ANALISIS HUBUNGAN PENERAPAN COLLISION RESOLUSI IMO NO. A. 464 (XII) TENTANG PERATURAN INTERNASIONAL MENCEGAH TUBRUKAN DI LAUT (COLREG) TAHUN 1972 TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN DI INDONESIATAHUN 2009”

B.  Perumusan Masalah
     1.  Identifikasi  masalah
     Banyak permasalahan yang sering dihadapi oleh perwira jaga navigasi ketika melaksanakan tugas jaga laut, terutama yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran, adapun identifikasi masalahnya yaitu :
a.    Masalah kurangnya pemahaman tentang Collision Regulation 1972 yang terdiri dari 38 aturan dan 4 lampiran.
b.    Masalah kurangnya pengetahuan tentang komputerisasi yang berkaitan dengan peralatan bantu navigasi.
c.    Masalah kurangnya kemampuan dalam komunikasi internasional yaitu dalam bahasa inggris.
d.   Masalah kurang profesionalisme dan kualitas sumber daya pelaut indonesia sesuai dengan Seaferers Training Certification and Watchkeeping (STCW) amandemen 1995.
2.  Batasan masalah
     Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, buku-buku referensi dan teori-teori yang ada, maka tidak ada masalah yang telah di identifikasi akan diteliti sehingga perlu dibatasi agar penelitian ini dapat dilakukan secar lebih mendalam, untuk itu maka penulis menetapkan batasan masalah hanya pada hubungan penerapan  Collision Regulation 1972 (variable bebas) terhadap keselamatan pelayaran (variable terikat) pada kapal-kapal milik PT. Meratus Surabaya.
3.  Rumusan masalah 
     Supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan di teliti perlu dirumuskan secara spesifik oleh penulis yaitu :
a.    Apakah peranan Collision Regulation 1972 pada kapal – kapal milik  PT. Meratus  Surabaya sudah baik ?
b.    Apakah tingkat keselamatan pelayaran pada kapal-kapal milik PT.  Meratus Surabaya sudah memadai ?
c.    Apakah ada hubungan antara penerapan Collision Regulation 1972 terhadap pelayaran  ?





C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
     1.  Tujuan penulis dalam melakukan penelitan ini adalah :
          a. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa baik penerapan Collision Regulation 1972 oleh perwira jaga navigasi yang bertugas di kapal-kapal milik PT. Berlian Laju Tanker.
        b.  Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa baik usaha PT. Berlian Laju Tanker dalam memenuhi standar keselamatan pelayaran bagi kapal-kapalnya.
          c.   Untuk mengetahui bagaimana hubungan penerapan Collision Regulation 1972 terhadap keselamatan pelayaran di Indonesia.
2.   Manfaat dari penelitian ini adalah :
           a.  Bagi penulis, diharapkan mendapatkan wawasan serta memahami tentang sumber daya manusia terhadap pemahaman ”COLREG ’72”  dan mampu mempraktekan teori-teori yang didapat selama mengikuti pendidikan.
            b. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan masukan serta sumbangan pemikiran dalam mengambil suatu keputusan perusahaan yang lebih bijaksana dimasa yang akan datang.
          c. Bagi masyarakat dan kampus, dapat digunakan sebagai informasi    tambahan dan sumbangan ilmu pengetahuan.




D.    Metodologi Penelitian
1.  Jenis dan sumber data
     Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diangkakan ( kuantitatif ) dengan meggunakan skala pengukuran, adapun sumber datanya adalah sumber primer dan sumber sekunder.
2.   Populasi dan sampel 
     Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perwira jaga navigasi yang bekerja di kapal-kapal milik PT Berlian Laju Tanker dan sebagai sampelnya diambil 30 perwira jaga navigasi yang bekerja di kapal-kapal milik PT. Berlian Laju Tanker.
3.   Teknik pengumpulan data 
     Tehnik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini antara lain adalah :
a.   Riset lapangan
     Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis menggunakan teknik
b.     Riset Kepustakaan
            Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori – teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data – data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini menulis menggunakan beberapa buku, kamus dan majalah dari perpustakaan.
4.   Teknik analisis data
     Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah rumus-rumus statistik sebagai berikut :


a.   Analisis regresi linear sederhana

Y = a + bX
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ( 2005 : 237 )
Dimana :
X = Subyek dalam variabel independen ( mempunyai nilai tertentu )
Y =   Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a =    Harga Y bila X = 0 ( konstanta )
b =    Koefisien regresi
Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut :
a   =   ( ∑ Y )( ∑ X2) – ( ∑X )( ∑XY )
      n ∑X2 – ( ∑X )2

 b  =   n ∑XY – ( ∑X )( ∑Y )
                                 n ∑X2 – ( ∑X )2

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (2005 : 238)

                                                                            


 b.   Koefisien korelasi Pearson Product Moment
           
r  =                   n ∑XY – ( ∑X )( ∑Y )           
           √{n ∑X2 – ( ∑X )2}√{ n∑Y2- ( ∑Y)2 }

                   Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ( 2005 : 212 )

Dimana :
                                    n = Jumlah responden
                                    r = Koefisien Korelasi
                                    X = Skor pertanyaan
                                    Y = Skor total
Kesimpulan :
  1. Jika r = 0 berarti tidak ada hubungan antara X dan Y
  2. Jika r = + 1 atau mendekati +1 berarti ada hubungan antara X dan Y positif dan sangat kuat
  3. Jika r = -1 atau mendekati -1 berarti ada hubungan antara X dan Y sangat kuat tetapi negatif
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel VIII
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber data : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ( 2005 : 214 )



c.   Koefisien penetuan ( KP )
      Setelah nilai koefisien korelasi( r ) didapat, maka koefisien penentunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KP = r2 . 100%
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ( 2005 : 215 )
Dimana :
               KP = Koefisien Penentu
r  = Koefisien Korelasi
d.   Uji hipotesis
     Untuk menguji signifikasi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus uji signifikasi korelasi product moment yaitu :
t hitung =  r . √ ( n – 2 )
                   √ ( 1 – r2 )
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian  Administasi ( 2005 : 214 )

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel
( lampiran 3), taraf kesalahan ( α ) 5 % uji dua pihak ( ½ α) dan
dk = n – 2. Dalam peneltian ini berlaku hipotesis statistik sebagai berikut :
Ho : r = 0 ( tidak ada hubungan )         
                                                              
Ho : r ≠ 0 ( ada hubungan )
Sumber : Sugiyaono, Metode Penelitian Administrasi ( 2005 : 215 )



E.  Hipotesis Penelitian
   Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah terdapat hubungan positif antara penerapan Collision Regulation 1972 terhadap keselamatan pelayaran, dengan kata lain apabila Collision Regulation 1972 diterapkan dengan baik maka tingkat keselamatan pelayaran akan semakin tinggi.

F.  Sistematika Penulisan
     Untuk mempermudah dalam memahami isi skripsi secara kesuluruhan, maka penulis membagi skripsi ini dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I     Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi pembahasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metode    penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II    Landasan Teori
Menguraikan teori yang berkaitan dengan judul skripsi secara deduktif dari teori yang berlingkup luas hingga ke teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan, pada bab ini juga penulis akan menguraikan secara singkat dan sistematis tentang variabel penelitian.
Bab III  Gambaran Umum Perusahaan
Penulis akan menguraikan sejarah singkat, organisasi dan manajemen perusahaan Berlian Laju tanker.
Bab IV   Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas oleh penulis adalah masalah-masalah yang diungkapkan dalam perumusan masalah dan masalah tersebut akan dianalisis dengan teori dan alat analisis yang telah dipilih dan ditentukan oleh penulis.
Bab V    Penutup
Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil dari bab IV yaitu analisis dan pembahasan, sedangkan saran disesuaikan dengan pembahasan dari perumusan masalah serta Hasil solusi pada analisis dan pembahasan.

Tugas Mandiri Subandi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran sektor transportasi sebagai urat nadi dalam pembangunan nasional membawa konsekuensi sektor transportasi merupakan bagian yang dominan dalam pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sejalan dengan perekonomian global, maka arus persaingan ekonomi menjadi sangat ketat, sebuah persaingan yang menuntut adanya proses bisnis yang cepat, aman dan efisien. Seluruh keterkaitan ini akan menjadi penentu dalam era perdagangan bebas pada abad ini.
Arus perdagangan internasional dinilai telah mencapai tahap yang baik, hal ini dikarenakan semakin banyak menyadari akan kepentingan pengangkutan melalui laut yang memanfaatkan beberapa fasilitasnya untuk mengangkut banyak muatan. Momentum ini sangat dimanfaatkan oleh beberapa instansi seperti perusahaan pelayanan, agen pelayaran serta perusahaan bongkar muat sehingga masing-masing instansi tersebut memberikan pelayanan yang terbaik pada pengguna jasa tersebut.
Dengan diberlakukannya otonomi daerah diberbagai tempat di seluruh pelosok negara kesatuan Republik Indonesia mendorong para pemimpin pemerintah daerah tingkat satu dan tingkat dua atau jajaran departemen pemerintah berlomba mencari investor untuk memberikan citra yang baik di mata masyarakat maupun dunia Internasional. Dukungan pemerintah dalam hal ini terkait dalam ruang lingkup Pertamina.
Pertamina memiliki peranan yang sangat strategis dan dalam skala bisnisnya sebagai penyalur tunggal bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Kegiatan Pertamina sebagian besar adalah pemenuhan bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri, sesuai dengan Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi UU/ No 8/ tahun 1971 untuk memperlancar perdagangan BBM ke seluruh tanah air diperlukan sarana transportasi, yang pemanfaatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yang membutuhkan bahan bakar minyak, seperti untuk armada transportasi laut diperlukan kapal tongkang atau kapal tanker dan untuk armada transportasi darat diperlukan mobil tangki.
Kegiatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha khususnya di sektor BBM dan MIGAS, partisipasi Pertamina sangat diharapkan dan dapat diwujudkan dengan memberikan lampu hijau kepada pengusaha untuk mendirikan transportasi laut yaitu transportasi armada kapal tongkang minyak atau bunker service di perairan laut. Pertamina mengeluarkan ketentuannya Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi UU/ No 8 tahun 1971 yang dapat melayani dan mempercepat pelayanan bahan bakar minyak (BBM) untuk bunker kapal-kapal laut yang akan beroperasi di perairan Indonesia, baik kapal domestik dan kapal Internasional sehingga tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk pengisian bahan bakar minyak atau bunker ke kapal.
Dengan kondisi tersebut Pertamina membuka peluang kepada pengusaha untuk menjadi rekanan mitra pertamina dan sebagai penyedia dan pemilik angkutan taransportasi laut yaitu armada kapal tongkang minyak.
Dalam kegiatan pengangkutan melalui laut tentu saja memiliki kendala-kendala dalam proses pengangkutannya dan salah satu kendala tersebut mungkin saja terkait dengan kinerja operasional perusahaan rekanan mitra Pertamina dalam mengelola dan mengurus armada kapal tongkangnya sebagai pemilik pada saat akan mengisi bahan bakar minyak atau bunker ke kapal-kapal laut.
Kualitas kinerja operasional pengusaha pemilik kapal tongkang minyak dapat di nilai dari tingkat pensuplaian bahan bakar minyak ke kapal harus tepat waktu dan tidak mengecewakan para pemilik kapal atau principal seperti kapal barang atau cargo, kapal penumpang dan kapal nelayan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap citra Indonesia, terlebih jika kapal yang akan di suplai adalah kapal yang berbendera asing atau kapal tamu negara seperti kapal perang, hal ini juga akan menjadi penilaian dunia Internasional. Apakah mereka sudah puas dengan pelayanan atau service yang telah diberikan oleh negara Indonesia khususnya pengusaha pemilik kapal tongkang minyak, seperti perusahaan PT. Pelayaran Millenium Inti Samudera.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul, yaitu PERANAN KAPAL TONGKANG MINYAK TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PENGISIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI PT. PELAYARAN MILLENIUM INTI SAMUDRA, sebagai judul skripsi dan topik penelitian yang akan dilaksanakan penulis.
B. Batasan Masalah
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat maka setiap perusahaan harus bersaing untuk memberikan kepuasan kepada pemilik kapal atau owner, dimana customer satisfaction adalah merupakan alat utama sebagai pendorong untuk bekerja dan memberikan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu setiap pengusaha, khususnya pengusaha kapal tongkang minyak menginginkan kegiatan usaha operasionalnya memiliki kinerja yang baik dan berkualitas.
Tuntutan-tuntutan seperti inilah yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Dengan demikian penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu bagaimana peranan kapal tongkang minyak terhadap kinerja operasional PT. Pelayaran Millenium Inti Samudra dalam rangka memberikan pelayanan atau service kepada pemilik kapal laut (owner), khususnya dalam permintaan kebutuhan bahan bakar minyak (bunker) kapal yang melakukan pelayaran di perairan laut Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan fungsi dan peranan kapal tongkang minyak dalam pengisian bahan bakar minyak bunker ke kapal laut.
2. Mengetahui cara atau teknis kapal laut untuk mendapatkan pengisian bahan bakar minyak bunker di perairan laut Indonesia.
3. Untuk mengetahui kinerja kerja operasional PT. Pelayaran Millenium Inti Samudra – Jakarta dalam melayani pengisian BBM atau bunker ke kapal laut.
4. Untuk mengetahui tata cara pengangkutan BBM untuk bunker ke kapal laut.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pemahaman dalam keterkaitannya antara penerapan teori yang telah didapat selama masa perkuliahan dengan praktek kerja di lapangan.
2. Bagi PT. Pelayaran Millenium Inti Samudra
Sebagai bahan informasi atau masukan kepada perusahaan yang diteliti untuk meningkatkan kualitas kinerja opersional dan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pemilik kapal atau owner yamg membutuhkan bahan bakar minyak.
3. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan bahan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen dan sumbangan umum untuk dijadikan tambahan perbendaharaan kepustakaan bagi STMT TRISAKTI.
D. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini dipelukan data-data dan informasi. Data dan informasi diperoleh untuk menjamin objektifitas dan kebenaran melalui penelitian. Untuk mendukung penelitan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan di perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan, maka peneliti mengumpulkan data dengan cara :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari responden yang dipilih. dengan cara melakukan peninjauan langsung ke obyek penelitian sehingga data yang penulis kumpulkan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya pada saat penelitian berlangsung.
b. Dokumentasi (Library Research)
Data diperoleh berdasarkan sumber dari buku-buku, literatur-literatur, tulisan-tulisan, bahan perkuliahan, serta data dan informasi yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Data yang dihasilkan dari riset kepustakaan ini merupakan data sekunder yang bersifat ilmiah dan teoritis yang digunakan sebagai landasan teori untuk data primer.
2. Motode Analisis Data
Dalam melakukan melakukan penelitian analisis data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mengungkapkan gambaran tentang hal-hal yang terjadi dengan disertai data-data yang ada.
E. Sistematika Penyusunan Skripsi
Sebagai gambaran dari isi keseluruhan skripsi ini maka penulis akan menggunakan secara garis besar penjelasan dari tiap-tiap bab yang disusun dalam sistematika penulisan ini, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi peenelitian dan sitematika penulisannya.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan mengenai pengertian kapal tongkang minyak,
Menjalskan pengoperasian kapal tongkang minyak dalam prosedur pengisian bahan bakar minyak atau bunker ke kapal laut , menjelaskan penegertian bunker, menyebutkan jenis-jenis bahan bakar minyak kapal, menyebutkan komponen tongkang minyak, menyebutkan dokumen sertifikat kapal tongkang minyak dan tug boat, serta penjelasann perawatan dan pemeliharaan pada tongkang dan menjelaskan pengertian kinerja operasional.
BAB III TINJAUAN UMUM PT. PELAYARAN MILLENIUM INTI SAMUDRA
Pada bab ini diuraikan secara singkat gambaran umum PT. Pelayaran Millenium Inti Samudra, manajemen dan struktur organisasi perusahaan serta kegiatan usaha perusahaan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan daftar tarif harga bunker kapal bahan bakar minyak Pertamina, menjelaskan analisis harga penjualan bahan bakar minyak ke kapal dan menyebutkan aspek-aspek yang mempengaruhi dalam penjualan bahan bakar minyak
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang merupakan uraian singkat yang diambil dari pembahasan dan penelitian serta sumbangan pemikiran yang didapat dari hasil penelitian.

Senin, 25 Oktober 2010

Tugas Mandiri Sandy Mulyadi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sektor transportasi dalam fungsinya sebagai unsur penunjang dan perangsang memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan, baik dibidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan. Selain itu peranan transportasi sangat penting dalam pembangunan wilayah, khususnya Indonesia yang menuntut penyediaan jasa transportasi kian meningkat baik darat, laut dan udara dalam jumlah maupun mutunya, kalau tidak transportasi laut misalnya akan kehilangan pangsa dan beralih ke jenis transportasi lain seperti transportasi udara dan transportasi darat, demikian juga sebaliknya.
Kapal merupakan sarana angkutan yang penting di negara kepulauan seperti negara Indonesia untuk hubungan antar pulau atau antar negara, karena kapal dianggap sebagai sarana transportasi yang sangat memegang peranan penting. Oleh karena itu, pengoperasian alat angkutan laut memerlukan biaya yang tinggi, sehingga kecepatan dan ketepatan waktu berlabuh di pelabuhan untuk keperluan bongkar-muat mutlak diperlukan, karena apabila terjadi keterlambatan maka akan membawa dampak kepada biaya pelabuhan yang dikenal sebagai demurage yakni biaya yang dikenakan kepada kapal apabila terlambat dari waktu yang ditentukan untuk berlabuh disuatu pelabuhan. Kecepatan dan ketepatan bongkar di suatu pelabuhan tergantung dari kelancaran pengangkutan darat (delivery) ke pemilik, di mana apakah setelah dibongkar dari kapal langsung di muat di truk (trucking) dikirim kepada pemilik barang ataukah ketempat gudang pelabuhan. Apabila pengangkutan darat langsung ke pemilik barang, maka sudah tentu pembongkaran muatan menjadi lamban, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan kapal untuk memenuhi waktu yang telah ditentukan di pelabuhan. Keterlambatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah umur kapal sudah tua, mesin kapal sering mengalami kerusakan dan sebagainya yang akan membawa konsekuensi biaya tinggi, maka perawatan dan perbaikan atas fasilitas-fasilitas transportasi dan fasilitas penunjangnya terus ditingkatkan agar kelancaran kegiatan operasi kapal tetap terjamin.
Pada saat ini perdagangan suatu negara yang mempunyai banyak pulau seperti indonesia akan lebih efisien bila menggunakan angkutan laut, sebab angkutan laut mampu mengangkut komiditas perdagangan dengan jumlah yang sangat besar dan jarak yang jauh, tentunya dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan alat transportasi lain.
Kapal merupakan ujung tombak untuk mendapatkan penghasilan, karena salah satu tujuan perusahaan pelayaran adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai hasil dari jasa angkutan, untuk kemajuan suatu perusahaan, maka perusahaan pelayaran harus untung artinya pemasukan harus lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian biaya operasi harus ditekan sekecil mungkin. Pendapatan maupun biaya operasi sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan kapal yang dilaksanakan dengan baik dan secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah hari berlayar kapal.
Bagi sebuah perusahaan yang mempunyai armada perkapalan untuk mendistribusikan produknya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya denagn menyiapkan kapal-kapal atau armada yang laik laut dan hal ini juga berlaku pada Farstad Shipping Pte. Ltd. sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai armada perkapalan.
Walaupun kapal-kapal yang dioperasikan sudah berusia tua namun tetap dituntut harus dalam keadaan laik laut agar tidak membahayakan kapalnya sendiri, anak buah kapal, muatan yang dibawanya, dan juga lingkungannya. Menurut Suyono (2000:48) pengertian dari laik laut (Seaworthness) adalah :
  1. Kapal layak untuk menghadapi berbagai resiko dan kejadian secara wajar dalam pelayaran.
  2. Kapal layak untuk menerima muatan dan mengangkutnya serta melindungi keselamatan muatan dan Awak kapal nya.
  3. Kapal tidak mencemari lingkungan
Divisi operasi dan Divisi Armada merupakan bagian ynag memegang peranan penting dalam melakukan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap kapal-kapal suatau Perusahaan Pelayaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan operasi perusahaan tersebut.
Dengan melakukan kegiatan pengangkutan muatan maka usaha pelayaran niaga akan mendapatkan hasil yang tentunya bagi kelangsungan usaha yang bersangkutan.
Sistem perawatan yang terencana termasuk perbaikan mesin-mesin dan kapal adalah suatu pedoman utama pelaksanaan perawatan dan perbaikan kapal, baik yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal maupun Perusahaan Kontraktor yang ditunjuk oleh Divisi Teknik untuk memperbaiki kapal. Repair and Maintenance, Docking merupakan komponen-komponen pelaksanaan perawatan dan perbaikan rutin kapal yang dilakukan oleh Farstad Shipping Pte. Ltd.
Melalui sistem perawatan yang terencana pula dilakukan pengawasan terhadap mesin-mesin baik mesin utama maupun mesin bantu. Sudah tentu masalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan dan pemeliharaan kapal akan berpengaruh terhadap laba operasional kapal itu sendiri, karena Anak Buah Kapal tidak akan bisa bekerja tanpa didukung dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, karena kapal-kapal yang ada pada Farstad Shipping Pte. Ltd. sering beroperasi, maka perlu dilakukan perawatan-perawatan yang berkesinambungan, baik perawatan preventif maupun korektif. Diharapkan supaya perawatan dan perbaikan itu dapat meminimalisir kerusakan sehingga kapal-kapal tersebut dapat mencapai target yang diharapkan, yaitu pendapatan hasil usaha operasional kapal dan keselamatan kapal.
Kapal dapat laik membutuhkan perawatan dan perbaikan terutama mesin-mesin, lambung kapal, bagian ruang muat, tanki ballast, alat-alat bongkar muat, alat-alat keselamatan dan alat-alat navigasi, agar kapal selalu berada di lautan dan dapat mengangkut serta memindahkan orang dan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain dan mesin-mesin selalu berjalan lancar dan tahan lama meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk. Dalam mendukung proses pengoperasian kapal diperlukan suatu penanganan yang baik dalam perawatan, agar kapal tersebut dapat lancar dalam  pengoperasiannya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain perawatan adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang beroperasinya kapal dan keselamatan pelayaran
Pemeliharaan kapal dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan  yang dilakukan terhadap kapal untuk mencegah terjadinya kerusakan dan mengembangkan kepada kondisi yang lebih baik. Pekerjaan perbaikan kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena usia kapal yang bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga berakibat berkurangnya kemampuan kapal. Seperti diketahui, bahwa perwatan memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga perusahaan pelayaran akan selalu mengusahakan untuk menekan biaya. Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal yang selalu memperhatikan atau memperhitungkan bahwa perawatan bagian-bagian dari kapal secara rutin merupakan suatu pemborosan.
Jadi dari uraian tersebut di atas dan keinginan penulis untuk memperdalam pengetahuan dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMELIHARAAN KAPAL DENGAN KESELAMATAN PELAYARAN MV. LADY ASTRID PADA FARSTAD SHIPPING PTE. LTD. TAHUN 2009”.

B.     Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Permasalahan
Sehubungan dengan masalah yang ada pada kondisi saat ini dan digambarkan pada latar balakang, maka penulis telah mengidentifikasi faktor yang paling dominan yang menyebabkan permasalahan, yaitu :
a.       Pemeliharaan kapal kurang optimal.
b.      Lambannya izin kegiatan perawatan dari pencharter
c.       Belum maksimalnya pemeliharaan yang dilakukan pada MV. Lady Astrid
d.      Kurangnya pengalaman ABK dalam melakukan perawatan
e.       Cuaca yang buruk menghambat pemeliharaan kapal
  1. Pembatasan Masalah
Merujuk uraian di atas maka peneliti membatasi penelitiannya pada PENGARUH PEMELIHARAAN KAPAL DENGAN KESELAMATAN PELAYARAN MV. LADY ASTRID PADA FARSTAD SHIPPING PTE. LTD. TAHUN 2009.
  1. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut berikut
a.       Bagaimana pelaksanaan pemeliharaan kapal pada Farstad Shipping Pte. Ltd. ?
b.      Bagaimana keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid pada Farstad Shipping Pte. Ltd. ?
c.       Apakah terdapat pengaruh pemeliharaan kapal dengan keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid pada Farstad Shipping Pte. Ltd.?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui pelaksanaan pemeliharaan kapal pada Farstad Shipping Pte. Ltd.
b.      Untuk mengetahui keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid pada Farstad Shipping Pte. Ltd.
c.       Untuk menganalisis pengaruh pemeliharaan kapal dengan keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid pada Farstad Shipping Pte. Ltd.
  1. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat antara lain bagi:
a.       Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang pemeliharaan kapal dan keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid yang diterapkan pada perusahaan yang bersangkutan.
b.      Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan khususnya mengenai pemeliharaan kapal dan keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid
c.       Bagi para praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan pada Farstad Shipping Pte. Ltd. untuk meningkatkan pemeliharaan kapal sehingga dapat tercapai keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid yang maksimal.
d.      Bagi pembaca, memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa                 Farstad Shipping Pte. Ltd. melakukan kegiatan operasi untuk mendukung pengeboran lepas pantai.

D.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif  dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada awak kapal secara acak (random).
2.      Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ABK pada Farstad Shipping Pte. Ltd. Sampel adalah  bagian dari  populasi. Adapun sampel  yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili awak kapal Farstad Shipping Pte. Ltd.
3.      Metode Pengumpulan Data
a.    Penelitian Lapangan (Field Research)
                 Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut :
1)   Observasi
Yaitu  dengan  melakukan  pengamatan   langsung  pada obyek  yang      diselidiki.
2)   Angket
                     Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan, dari 30 responden. Pada penelitian ini setiap butir pernyataan responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban pernyataan diberikan bobot nilai yang berdasarkan skala 5 (lima), di mana variabel X (pemeliharaan kapal) dan variabel Y (keselamatan pelayaran) setiap jawaban pernyataan mempunyai nilai sebagai berikut :
Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan

Pilihan Jawaban
Singkatan
Bobot Nilai
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
S
4
Ragu-ragu
RG
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
            Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 107 )

b.    Penelitian Kepustakaan (Library Research).
                 Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori-teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini penulis menggunakan beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan bahan pustaka lainnya.
4.      Metode Analisis Data
Metode analisis data  yang akan digunakan penulis dalam mengolah data hasil survei adalah menggunakan perhitungan  secara manual sebagai berikut  :
a.    Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsional antara variabel pemeliharaan kapal (X) terhadap variabel keselamatan pelayaran (Y). Menurut Sugiyono (2009 : 237) rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y  =  a  +  bX


                                                 
                 Dimana :
                        X    =   Variabel bebas (pemeliharaan kapal)
                        Y    =   Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                        a     =   Konstanta (bilangan tetap)
                        b     =   Koefisien regresi
                        n     =   Jumlah sampel
                 Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah :
b.    Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh antara variabel X (pemeliharaan kapal) dengan variabel Y (keselamatan pelayaran). Menurut Sugiyono (2009 : 238) rumus koefisien korelasi atau r adalah sebagai berikut :
                 Dimana :
                        n     =   Jumlah sampel
                        r      =   Koefisien korelasi
                        X    =   Variabel bebas (pemeliharaan kapal)
                        Y    =  Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                 Untuk  dapat memberi interpretasi terhadap kuat - lemahnya hubungan tersebut, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :






Tabel I.2
Interpretasi Tingkat Hubungan X dan Y

Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
                Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 214 )
                 Dengan demikian maka nilai r dinyatakan sebagai berikut :
1)        Jika r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat dan positif
2)        Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat tetapi negatif
3)        Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y atau hubungannya sangat lemah.
c.    Analisis Koefisien Penentu ( KP )
Merupakan besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (pemeliharaan kapal) terhadap variabel Y (keselamatan pelayaran) dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :
KP = r² . 100%
                 Dimana :
                        KP       = Koefisien Penentu
                        r           = Koefisien korelasi


d.   Analisis Pengujian Hipotesis
                 Digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak, di mana rumus yang digunakan adalah dengan uji satu arah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1)   Hipotesis awal
                     Ho: ρ = 0.           Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
                     Ha : ρ > 0.          Artinya ada pengaruh yang positif antara variabel X terhadap variabel Y
                     Ha : ρ < 0.          Artinya ada pengaruh yang negatif antara variabel X terhadap variabel Y
2)   Rumus Uji Korelasi
Pengujian hipotesis dilakukan terhadap cara membandingkan nilai thitung terhadap ttabel. Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut :
3)   Untuk mengetahui nilai ttabel digunakan tabel distribusi t pada taraf kesalahan α = 0,050 dk = n – 2.   



                                    0               t(α;n-2)
                                                                                                           
4)   Kesimpulan
a)      Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima sedangkan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y
b)      Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y.

E.     Hipotesis
Berdasarkan data-data yang akan diperoleh akan diuji kebenaran dan diketahui : diduga ada pengaruh pemeliharaan kapal dengan terhadap keselamatan pelayaran MV. Lady Astrid pada FARSTAD SHIPPING PTE. LTD.

F.     Sistematika Penulisan Skripsi
Oleh karena skripsi adalah suatu karya ilmiah, maka disusun secara sistematis (dikelompokan) secara sistematis dan kronologis (secara berurutan) sebagai berikut :
BAB I :     PENDAHULUAN
Pembahasan pertama merupakan Pendahuluan, pembahasannya  meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II  :  LANDASAN TEORI
Pembahasan kedua meliputi landasan teori, karena dalam bab ini dikemukakan teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya, yang akan dipakai sebagai alat analisis dan pemecahan masalah atas hasil penelitian yang telah diperoleh. Teori-teori yang dikemukakan harus sesuai dengan penelitian.
BAB III:  GAMBARAN UMUM FARSTAD SHIPPING PTE. LTD.
Pembahasan ketiga disusun dalam, memuat rangkuman tentang penelitian yang merupakan hasil tinjauan umum objek penelitian
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pembahasan keempat disusun merupakan proses Analisis dan Pembahasan atas rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab I.
     BAB V :     PENUTUP
Pembahasan kelima ini disusun dalam bab yang terakhir yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.