Senin, 18 Oktober 2010

Tugas Mandiri Nurdianto

BAB I
PENDAHULUAN
 
A.     Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 17 ribu pulau yang membentang dari 6o LU sampai 11o LS dan 92o sampai 142o BT, dengan bentang garis pantai sepanjang + 81.000 km serta luas wilayah laut sekitar 5,9 juta km2. Berdasarkan struktur ruang secara eksternal, posisi Indonesia terletak di antara benua Asia dan Australia, berada pada posisi silang yang sangat strategis dan kaya akan sumber daya alam, energi dan hayati serta hewani yang beraneka ragam, merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia.
Potensi wilayah Indonesia yang sangat besar tersebar di seluruh penjuru negeri yang berbentuk kepulauan sehingga membutuhkan peran sektor transportasi. Transportasi laut sebagai jalur utama penghubung pulau-pulau di Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai pendukung kegiatan industri dan jasa lainnya, juga sebagai suatu simpul yang melayani wilayah nasional, regional dan internasional. Oleh karena itu peran transportasi laut sangat strategis dan penting, sehingga secara dominan dapat mendukung keberlangsungan ekonomi nasional. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, maka transportasi laut merupakan sektor yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah, dan mempunyai peran sebagai pendukung terciptanya nilai tambah di sektor-sektor lain. Dengan fakta tersebut, peran pelabuhan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan di wilayah Indonesia sangat besar. Oleh karenanya pelabuhan menjadi faktor penting bagi pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian negara selain fungsi Sosial Budaya, dan Pertahanan Keamanan Negara.
Internasional Maritime Organizatian (IMO) adalah sebuah organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusinya yaitu Standard Training Certificatian for Watckeeping for Seafarer (STCW) 1978 Amandemen 2005. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Maritime Pollusion (MARPOL) 1973/78. Pada dasarnya semua peraturan yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO) bertujuan untuk menjamin keselamatan transportasi laut dan mengatur tentang Kelaik-lautan Kapal dan Kelaik-lautan Awak Kapal sesuai standar Internasional.
Peraturan Internasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan (ISPS Code) yang disusun oleh Komite Kinerja awak kapal dan Group Kerja Kinerja awak kapal di IMO, sejak majelis menyetujui resolusi pada bulan Nopember 2001 resolusi A.924(22), pada tinjauan langkah dan prosedur untuk mencegah aksi yang mengancam keamanan di atas kapal. Peraturan ISPS disetujui oleh salah satu resolusi yang disetujui pada tanggal 12 Desember 2002 oleh konferensi pemerintah negara-negara yang menandatanginya. Terhadap konvensi untuk keselamatan jiwa di laut, tahun 1974. (di London dari tanggal 9 s/d 13 Desember 2002). Resolusi yang lain juga termasuk perubahan-perubahan yang perlu untuk Bab V dan XI dari SOLAS oleh berbagai pihak yang diperintahkan untuk tunduk pada peraturan-peraturan tersebut dimulai tanggal 1 Juli 2004, jika pertimbangannya diterima pada tanggal 1 Januari 2004, Bab XI yang telah ada pada SOLAS ditambahkan dan diberi judul Bab XI-1 dan Bab XI-2 yang baru telah disetujui pada langkah khusus untuk meningkatkan keamanan maritim. Aturan ISPS dan perubahannya terhadap SOLAS telah termuat.
Perusahaan meruapkan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas di dalam suatu perusahaan selalu ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, bahan baku, mesin, teknologi. Perusahaan harus selalu memperhatikan keterkaitan antara faktor-faktor produksi tersebut. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat menglola perusahaan dengan sebaik-baiknya terutama pada bidang sumber daya manusia agar mampu bekerja lebih baik dan efisien karena sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan.
Setiap individu yang menjalankan aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan, merupakan sumber daya yang mempunyai cara berpikir, sikap, tingkah laku, dan kebutuhan yang berbeda-beda, keadaan ini meruapkan masalah yang rumit bagi perusahaan harus memberikan perhatian khusus dalam mengelola sumber daya manusianya sebab jika pengelolaannya tidak baik akan timbul masalah, yaitu : menculnya ketidakpuasan akan kondisi kerja, kurangnya semangat kerja karyawan untuk berprestasi, tingkat absensi yang tinggi, kurangnya kedisplinan dalam bekerja dan lain-lain. Semua masalah yang timbul ini akan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Suatu perusahaan yang mempunyai perencanaan dan sistem pengawasan yang baik mustahil akan berkembang secara maksimal, apabila tidak didukung oleh tenagakerja yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan epnh kesadaran dan diklat. Demikian pula di dalam perusahaan pelayaran, sekalipun kondisi kapal prima, namun bila tidak dioperasikan oleh personil yang cakap dalam melayarkan kapal, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang pearturan dan kode serta petunjuk terkait dengan pelayaran maka kinerjanya pun tidak optimal. Bagaimanapun modernnya suatu kapal yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan otomatis, namun bila tidak didukung dengan sumber daya awak kapal pastilah akan sia-sia.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, sesuai dengan tuntunan era globalisasi dan dalam rangka peningaktan kelancaran pelayanan jasa pelayaran, PT Cakra Bahana, semakin memperkuat tekad untuk meningkatkan kinerja awak kapalnya dalam memberikan pelayanan jasa angkutan laut terbaik yang pernah ada untuk maju bersama bangsa. Dengan jumklah awak kapal sebanyak500 orang, PT Cakra Bahana, terus berupaya keras menjaga posisinya dalam industri angkutan laut dengan inovasi yang terus menerus dalam proses transformasi pelayanan kepada pelanggan. Untuk itu, para awak kapal PT Cakra Bahana, dituntut agar selalu memberikan kinerja yang berkualitas dan produktif.
Kinerja awak kapal yang berkaulitas dan produktif dapat dicapai apabila para awak kapal memiliki kedsiplinan yang tinddi. Kedisplinan merupakan aspek yang cukup memiliki andil untuk menentukan tentang hal apa yang dapat dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Diklat biasanya menunjukkan tingkat tanggungjawab untuk melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kesanggupan, keterampiln dan pengetahuannya (inisiatif). Kedisplinan yang tinggi pada seorang awak kapal akan berdampak positif terhadap kinerja, artinya semakin diklat seorang awak kapal untuk melaksanakan suatu pekerjaan akan semakin banyak pekerjaan yang daoat diselesaikan dan menjaga kualitas kerjanya.
Diklat sangat penting di terapkan agar awak kapal dapat bekerja lebih baik sehingga kinerja pun akan meningkat. Diklat sebagai dasar dalam membentuk awak kapal berdedikasi dan bertanggung jawab terhadap tugasnya sudah sewajarnya di tegakkan dengan tepat. Diklat sebagai salah satu upaya dalam membangun pribadi awak kapal untuk bersikap dan berprilaku yang sesaui dengan peraturan dari perusahaan baik tertulismaupn tidak tertulis yang harus ditegakkan. Hal ini harus menjadi komitmen bersama antara awak kapal dengan atasannya (Nahkoda). Penegakan Diklat ini harus terbuka artinya semua komponen yang ada di atas kapal harus mewujudkannya.
Namaun demikian masih sering ditemui bahwa faktor Diklat para awak kapal di departemen Personalia Laut PT Cakra Bahana,masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari serinya para awak kapal melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, masih ada sebagian awak kapal yang kurang memiliki tanggungjawab dalam bekerja yaitu tidak menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.
Selain faktor Diklat, untuk mencapai kinerja yang berkualitas dan produktif dalam bidang pelayaran diperlukan kesadaran dan keterampilan awak kapal yang unggul dan profesional, yakni awak kapal yang dapat menilai dan menerima bahwa kerja adalah rahmat (aku bekerja tulus dan penuh syukur), kerja adalah amanah (aku bekerja benar penuh tanggungjawab), kerja adalah panggilan (aku bekerja tuntas penuh integritas), kerja adalah aktualisasi (aku bekerja penuh semangat), kerja adalah ibadah (akau bekerja serius penuh kecintaan), kerja adalah seni (aku bekerja cerdasr penuh kreativitas), kerja adalah kehormatan (aku bekerja tekun penuh keunggulan), dan kerja adalah pelayanan (aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).
Permasalahannya adalah para awak kapal kapal Departemen Personalia Laut PT Cakra Bahana, belum memiliki keterampilan sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini terlihat dari sikap para awak kapal yang kurang semangat dalam bekerja, belum melaksanakan peekrjaan dengan penuh tanggungjawab, dan rendahnya produktivitas kerja yang dicapai.
Keterampilan harus didukung oleh sumber daya lain seperti fasilitas kerja, kesehatan, penghargaan, jaminan hari tua, dan sebagainya yang mendorong awak kapal untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila dari sumber daya tersebut terpenuhi tentu akan berpengaruh terhadap perilaku awak kapal. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan ada kalanya bersifat negatif. Awak kapal yang memiliki pengaruh positif dari sumber daya tersebut adalah awak kapal meiliki keterampilan, sebaliknya yang menerima pengaruh negatif, maka keterampilannya menurun.
Peningkatan keterampilan dapat dicapai apabila seorang pimpinan mengetahui keadaan pekerja, terutama yang menyangkut mentalitas peekrja guna menumbuhkan budaya kerja produktif. Budaya kerja produktif akan mudah tertanam dalam diri pekerja, yang selanjutnya akan dimanifestasikan dalam perilaku kerja apabila ditunjang dengan Diklat dalam bekerja. Hal tersebut akan sangat mendukung tercapainya kinerja tinggi.
Kinerja yang tinggi mencerminkan keberhasilan manajemen perusahaan faktor psikologisnya. Tingginya tingkat pelanggaran peraturan oleh awak kapal merupakan salah satu indikasi kurangnya Diklat pada awak kapal. Pekerja yang memiliki tingkat Diklat rendah dalam bekerja akan selalu melakukan tindakan-tindakan melanggran pearturan yng telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, unutk mencapai kinerja yang berkualitas dibutuhkan keterampilan dan diklat dalam mengerjakan pekerjaannya. Hal ini akan mempengaruhi dedikasi pekerja dalam bekerja, sehingga akan memberikan sumbangan dedikasi pekerja dalam bekerja, sehingga akan memberikan sumbangan yang tidak sedikit terhadap laju perkembangan organisasi, melalui pendidikan dan pelatihan serta keterampilan maka awak kapal akan bisa memahami tentang penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukannya sehingga di harapkan masalah-masalah tersebut bisa dikurangi dan bahkan dihilangkan., maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi/karya tulis ilmiah dengan judul : “PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL MT. HIKARI PADA PT CAKRA BAHANA TAHUN 2009”.


B.     Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dibuat identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:
a.       Kurangnya pengetahuan awak kapal tentang pentingnya pelatihan keamanan di atas kapal.
b.      Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda di atas kapal Keterbatasan waktu pelaksanaan latihan.
c.       Kurangnya disiplin awak kapal mentaati prosedur keamanan yang dapat menimbulkan ancaman keamanan.
d.      Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tidak mmepunyai jadwal yang jelas
e.       Pengajar pelatihan yang berasal dari orang dalam terkadang terlalu sibuk dengan tugasnya
f.        Fasilitas ruangan dan perangka untuk pendidikan dan pelatihan kurang memadai.
g.       Kurangnya kesadaran dari awak kapal dalam melaksanakan pekerjaan.
h.       Komunikasi kerja yang kurang baik
i.         Kurang interaksi langsung antara atasan dan bawahan
j.        Rendahnya inisiatif yang dimiliki oleh awak kapal dalam melaksanakan pekerjaan

  1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja awak kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana Tahun 2009.
  1. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut  :
a.       Bagaimanakah pendidikan dan pelatihan MT. Hikari pada PT Cakra Bahana tahun 2009 ?
b.      Bagaimanakah kinerja awak kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana tahun 2009 ?
c.       Apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja awak kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana tahun 2009?

C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui pendidikan dan pelatihan  ABK MT. Hikari pada PT Cakra Bahana
b.      Untuk mengetahui kinerja awak kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana
c.       Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja awak kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana

  1. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:
a.       Bagi Penulis
Penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang pendidikan dan pelatihan yang diterapkan pada perusahaan yang bersangkutan.
b.      Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi rekan – rekan mahasiswa STMT Trisakti dan pihak-pihak yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan dengan kinerja awak kapal di kemudian hari.
c.       Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi MT. Hikari pada PT Cakra Bahana tahun 2009 untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat tercapai kinerja awak kapal yang maksimal.

D.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, maksudnya kualitatif dalam bentuk angket kemudian diangkakan (kuantitatif) dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada awak kapal, secara acak (random).
2.      Populasi dan Sampel
Populasi menurut Suharsimi (2006:72) dan Sugiyono (2009:90) keseluruhan subjek penelitian atau data secara keseluruhan atau merupakan generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 anak buah kapal MT. Hikari pada PT Cakra Bahana
Sampel menurut Sugiyono (2009 :116) merupakan bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki populasi tersebut. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus. Adapun sampel  yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili ABK MT. Hikari pada PT Cakra Bahana Sehingga sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, dimana seluruh populasi adalah sampel yang digunakan.
3.      Metodologi Pengumpulan Data
a.    Penelitian Lapangan (Field Research)
        Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut :
1)   Observasi
Yaitu  dengan  melakukan  pengamatan   langsung  pada obyek  yang      diselidiki.
2)   Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan, ABK yang bersangkutan guna memperoleh informasi yang  berguna   sekali  guna  membahas   masalah ini.
3)   Angket
                        Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan, dari 30 responden.  Pada penelitian ini setiap butir pernyataan responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban pernyataan diberikan bobot nilai yang berdasarkan skala 5 (lima), di mana variabel X (pendidikan dan pelatihan) dan variabel Y (kinerja awak kapal) setiap jawaban pernyataan mempunyai nilai sebagai berikut :
Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Singkatan
Bobot Nilai
Selalu
SL
5
Sering
SR
4
Jarang
JR
3
Kadang-kadang
KD
2
Tidak Pernah
TP
1
                    Sumber : Sugiyono, (2009:133)
b.    Penelitian Kepustakaan (Library Research).
                         Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori-teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini penulis menggunakan beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan bahan pustaka lainnya.
4.      Metode Analisis Data
Metode analisis data  yang akan digunakan penulis dalam mengolah data hasil survei adalah menggunakan perhitungan secara manual sebagai berikut :
a.    Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsional antara variabel pendidikan dan pelatihan (X) terhadap variabel kinerja awak kapal (Y). Menurut Sugiyono (2009 : 237) rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y  =  a  +  bX
 
 

                                                 
                 Dimana :
                        X    =   Variabel bebas (pendidikan dan pelatihan)
                        Y    =   Variabel terikat (kinerja awak kapal)
                        a     =   Konstanta (bilangan tetap)
                        b     =   Koefisien regresi
                        n     =   Jumlah sampel
                 Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah :
                      
b.    Analisis Koefisien Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh antara variabel X (pendidikan dan pelatihan) dengan variabel Y (kinerja awak kapal). Menurut Sugiyono (2009 : 238) rumus koefisien korelasi atau r adalah sebagai berikut :
                 Dimana :
                        n     =   Jumlah sampel
                        r      =   Koefisien korelasi
                        X    =   Variabel bebas (pendidikan dan pelatihan)
                        Y    =  Variabel terikat (kinerja awak kapal)
                 Untuk  dapat memberi interpretasi terhadap kuat - lemahnya hubungan tersebut, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel I.2
Interpretasi Tingkat Hubungan X dan Y
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
                Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 250)
                 Dengan demikian maka nilai r dinyatakan sebagai berikut :
1)        Jika r = 1 atau mendekati 1, maka pengaruh variabel X dan variabel Y sangat kuat dan positif
2)        Jika r = -1 atau mendekati -1, maka pengaruh variabel X dan variabel Y sangat kuat tetapi negatif
3)        Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada pengaruh variabel X dan variabel Y atau hubungannya sangat lemah.
c.    Analisis Koefisien Penentu ( KP )
Merupakan besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (pendidikan dan pelatihan) terhadap variabel Y (kinerja awak kapal) dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :
KP = r² . 100%
                 Dimana :
                        KP       = Koefisien Penentu
                        r           = Koefisien korelasi
d.    Analisis Pengujian Hipotesis
                 Digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak, di mana rumus yang digunakan adalah dengan uji satu arah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1)   Hipotesis awal
                     Ho: ρ = 0.           Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
                     Ha : ρ > 0.          Artinya ada pengaruh yang positif variabel X terhadap variabel Y
                     Ha : ρ < 0.          Artinya ada pengaruh yang negatif variabel X terhadap variabel Y
2)   Rumus Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut :
3)   Untuk mengetahui nilai ttabel digunakan tabel distribusi t pada taraf kesalahan α = 0,050 dk = n – 2.
4)   Kesimpulan
a.    Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima sedangkan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif variabel X dengan variabel Y
b.    Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Artinya ada hubungan positif variabel X dengan variabel Y.

E.     Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga ada pengaruh yang bersifat positif pendidikan dan pelatihan (variabel X) terhadap kinerja awak kapal (variabel Y)

F.      Sistematika Penulisan
Oleh karena skripsi adalah suatu karya ilmiah, maka disusun secara sistematis dan kronologis sebagai berikut :

BAB I :      PENDAHULUAN
Pembahasannya  meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, hipotesis dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II  :  LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dikemukakan teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya, yaitu pengertian sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, kinerja awak kapal, pengertian kapal, teori hubungan instrumen penelitian
BAB III:     GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Pembahasan pada bab ketiga ini berisi sejarah singkat perusahaan, organisasi dan manajemen serta kegiatan usaha
BAB IV :    ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pembahasan keempat disusun merupakan proses analisis dan pembahasan atas pokok masalah yang meliputi analisis pendidikan dan pelatihan, analisis kinerja awak kapal, dan analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja awak kapal.
     BAB V :      PENUTUP
Merupakan bab terakhir berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar