Selasa, 19 Oktober 2010

Tugas Mandiri Agus Mufthi

BAB I
PENDAHALUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dunia pendidikan dengan dunia kerja sangat berhubungan erat. Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga situasi dunia berkembang dengan pesat, sedangkan perguruan tinggi tidak dapat melakukan penyesuaian kurikulum setiap saat sesuai dengan kenyataannya. Dengan adanya teknologi baru dan penggunannya oleh dunia bisnis, hampir selalu mendahului kurikulum pendidikan, sehingga penyajian kurikulum yang tidak relevan dengan perkembangan dunia kerja menunjukkan kegagalan dari konsep pendidikan tersebut. Untuk itu sebaiknya kondisi suatu perusahaan atau organisasi dapat dimanfaatkan untuk stabilitas ekonomi suatu Negara, untuk mendukung kegiatan perdagangan dunia maka diciptakan alat transportasi. Negara maritime seperti Indonesia akan bias menguasai dunia perdagangan kawasan Asia jika potensi strateginya dalam dunia perdagangan kawasan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Para eksportir dan importir di berbagai Negara cenderung memilih moda transportasi laut seperti kapal untuk mengangkut barang yang mereka perdagangkan dan tentunya akan dibawa dalam jumlah banyak. Dengan menimbang biaya transportasi dalam mengirim barang muatan berat, maka dipilihlah pengangkutan melalui laut dibandingkan transportasi melalui darat dan udara yang dinilai lebih mahal.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukanlah sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran alat transportasi laut. Kapal merupakan penghubung antar pulau dan Negara. Kegiatan ekspor dan impor tersebut sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan akan transportasi laut tertama kapal. Dengan semakin pesatnya pelayanan jasa di Indonesia, maka diperlukanlah  perusahaan jasa keagenan untuk kapal yang memiliki standar pelayanan yang baik dan selama ini memang  jarang ditemukan di pelabuhan di Indonesia. Sedangkan keagenan di dalam dunia pelayaran atau shipping business   dapat didefinisikan sebagai berikut :
Keagenan adalah pihak yang mewakili untuk dan atas nama perusahaan pelayaran atau kapal dalam mempersiapkan segala sesuatu agar jegiatan kapal selama di pelabuhan dapat berjalan sesuai dengan rencana, mempersiapkan fasilitas sebelum kapal tiba dan menyelesaikan kewajiban – kewajiban finansial setelah kapal berangkat, sehingga dapat memberikan pelayanan sepenuhnya terhadap kepentingan kapal selama di pelabuhan.
PT. Agung Raya Jakarta adalah sebuah Gerak langkah PT Agung Raya Jakarta bermula dari sebuah Perusahaan Maritim milik Belanda yaitu NISHM (Nederland Indonesie Steenkolen Handel Maatscpaij) Tanjung Priok yang beroperasi semenjak 28 September 1959.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan keagenan kapal yang baik akan dapat dirasakan oleh para pelanggan sehingga dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.
Jelas sekali terlihat bahwa tanggung jawab perusahaan keagenan kapal cukup berat, karena menyangkut kepuasan pelanggan. Oleh karena itu PT. Agung Raya Jakarta harus memperhatikan kualitas pelayanan dan jasa dalam pelaksanaan kegiatan keagenan kapal agar sesuai dengan harapan para pelanggan. Jika dilihat dari segi persaingan usaha maka kegiatan keagenan kapal di PT. Agung Raya Jakarta terlihat dominan bila dibandingkan dengan kegiatan sejenis di pelabuhan di Indonesia. Berdasarkan Uraian diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul : ”STRATEGI MENINGKATKAN PELAYANAN JASA KEAGENAN KAPAL PADA PT. AGUNG RAYA TAHUN 2009”.

B.     Perumusan  Masalah
            1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
a.       Penjualan jasa pelayanan jasa keagenan kapal yang belum optimal.
b.      Lemahnya strategi pelayanan jasa keagenan kapal perusahaan.
            2.      Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini masalah yang dibatasi pada pembahasan mengenai strategi meningkatkan pelayanan jasa keageanan kapal yang ada dalam rangka optimalisasi penjualan pelayanan jasa keagenan kapal pada PT. Agung Raya Jakarta.
            3.      Pokok Permasalahan.
Berdasarkan identifikasi permasalahan dalam penelitian yang dilakukan di PT. Agung Raya Jakarta, maka penulis merumuskan pokok permasalahannya sebagai berikut :
a.       Bagaimana analisis SWOT pada PT. Agung Raya Jakarta?
b.      Bagaimana strategi meningkatkan pelayanan jasa keagenan papal pada PT. Agung Raya Jakarta?




C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
            1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui bagaimana strategi meningkatkan pelayanan jasa keagenan kapal pada PT. Agung Raya Jakarta.
b.      Untuk mengetahui analisis SWOT pada PT. Agung Raya Jakarta.
            2.      Manfaat Penelitian
a.       Bagi Penulis
Guna melengkapin persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Konsentrasi pendidikan manajemen Transportasi Laut.
b.      Bagi Lembaga STMT Trisakti
Dapat dijadikan pertimbangan perumusan kebijakan atau penyempurnaan dalam pemasaran jasa keagenan yang kan datang.
c.       Bagi PT. Agung Raya Jakarta
Dapat dijadikan pertimbangan perumusan kebijakan atau penyempurnaan dalam pemasaran jasa keagenan yang akan datang.















BAB II
LANDASAN TEORI


A.    Teori Strategi Pemasaran
Pengertian manajemen strategi menurut David (2006:10) adalah : “Seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintasan fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya, manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi, operasi, penelitian dan pengembangan, dan informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.”
Sedangkan Suwarsono (2002:6) menyatakan bahwa : Manajemen strategi adalah sebagai usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.”
Dari kedua pengertian diatas komponen pokok manajemen strategi terdiri dari :
1.        Analisis lingkungan bisnis yang diperlukan untuk mendeteksi peluang dan ancaman bisnis.
2.        Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3.        Strategi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
4.        Misi perusahaan yang mempunyai makna yang membangun.
Pengertian manajemen strategi menurut Siagian (2002:15) :
“Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.”
Strategi yang efektif adalah strategi yang memadukan elemen manajemen strategi menjadi suatu program koordinir yang dibuat untuk mencapai tujuan strategi perusahaan.
Pengertian strategi menurut Setiawan (2005:10) adalah : “suatu rangkaian rencana dan tindakan yang integratif dan koordinatif, yang dirancang untuk memberikan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif inti dalam produk spesifik dan individual.”
Pengertian pemasaran menurut Kotker (2001:8) adalah : “suatu proses sosial dana manajerial yang di dalam individu dan kelompok mendapatakan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”
Dalam melakukan pelayanan jasa ada beberapa faktor yang harus diketahui yang biasanya timbul dalam benak pemakai sebelum diambil keputusan untuk memakai atau tidak. Faktor-faktor tersebut merupakan bagian dari unsur-unsur pemasaran.
Pemasaran menurut Kotler (2002:93) adalah :“Logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari pemasaran mencakup biaya pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran dari suatu perusahaan”.   
Sedangkan Swastha (2001:42) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai : “kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni ; produk, harga, tempat dan promosi.”
Jadi strategi pemasaran dapat disimpulkan sebagai perpaduan variabel pemasaran yang digunakan untuk mencapai target di dalam pasar. Dalam menetapkan strategi pemasaran , manajer pemasaran harus memegang prinsip ekonomis; dengan pengorbanan sekecil-kecilnya diperoleh hasil sebesar-besarnya. Dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dipakai, manajer pemasaran pun harus mengusahakan keseimbangan.
Strategi pemasaran tidak boleh meniru karena situasi dan kondisi setiap perusahaan itu berbeda. Peniru justru dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Namun tidak berarti strategi perusahaan yang sudah ditetapkan tidak boleh sama dengan perusahaan lain. Kalau memang strategi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan lain itu ternyata sukses, apa salahnya meniru asal situasi dan kondisinya sama dengan perusahaan.
Strategi pemasaran harus mengarah pada tujuan jangka panjang. Hal ini tidak berarti tujuan jangka pendek diabaikan karena tujuan jangka panjang. Dengan mengarah pada tujuan jangka panjang dalam menetapkan strategi pemasaran, maka kestabilan perusahaan akan lebih baik.
Kotler (2002:79) menjabarkan bahwa strategi pemasaran terdiri dari empat unsur, yaitu :
1. Produk (Product)
Produk merupakan alat strategi pemasaran yang paling mendasar yang merupakan kombinasi antara barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran yang dapat berwujud keragaman produk, kualitas, merk dan kemasan. Di sini jasa ikut berperan sebagai pendukung pelayanan yang dapat memberikan keunggulan dalam pasar persaingan global.
2.  Harga (Price)
Harga merupakan alat strategi pemasaran yang paling penting. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga yang ditawarkan harus sebanding dengan pemberian nilai kepada pelanggan. Biasanya berbentuk negosiasi harga, pemberian potongan harga, dan pemberian kartu kredit. Hal-hal yang sering dipertimbangkan dalam harga adalah beberapa jumlah yang harus dibayarkan, bagaimana dengan potongan harga dan sistem pembayarannya (tunai atau kredit).
3.  Tempat (Place)
Tempat di sini mencakup aktivitas perusahaandalam menyediakan produk bagi konsumen. Sasaran yang merupakan sarana berkontak atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan suatu tempat adalah pembelian dan sistem pemesanan (melalui fax, telepon, e-mail, atau bisa datang langsung ke tempat yang ditentukan).
4.  Promosi (Promotion)
     Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka kenal akan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Promosi dapat dilakukan melalui promosi penjualan (sales promotion), periklanan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling) dan hubungan masyarakat (public relations).
     Pengertian “promosi pelayanan” di sini berbeda dengan pengertian “promosi” yang berdiri sendiri. Promosi penjualan menurut Swastha (2001:245) hanyalah bagian dari promosi yang merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang mendorong efektivitas pemakai (konsumen) dan pemberi jasa dengan menggunakan alat-alat peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya. Contoh yang paling popular akhir-akhir ini adalah pemakaian jasa secara free dan pameran. 
Periklanan (advertising), pelayanan tatap muka (personal service) dan hubungan masyarakat (public relations) menurut Swastha (2001: 245):
“Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai mediayang dilakukan perusahaan, lembaga nir laba, serta individu-individu”.
Pelayanan tatap muka (face to face service) adalah interaksi antar individu, saling bertatap muka yang ditunjukkan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Hubungan masyarakat (Humas) merupakan satu bagian dari departemen yang bertanggung jawab mendengarkan dan menampung segala kritik, keluhan ataupun saran dari masyarakat. Humas  tidak selalu merupakan alat promosi tetapi juga sebagai alat yang dapat menyesuaikan organisasi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Strategi pemasaran membentuk perangkat alat taktik perusahaan untuk menetapkan posisi yang kuat dalam pasar sasaran. Progam pemasaran akan lebih efektif bila semua unsur bauran pemasaran dimasukkan kedalam program pemasaran perusahaan sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat segera terwujud. Strategi pemasaran disini akan digunakan untuk mengkoordinasikan seluruh faktor-faktor yang terdapat di lingkungan sekeliling perusahaan baik internal maupun eksternal.
Pada dasarnya terdapat perbedaan antara strategi pemasaran barang dan strategi pemasaran jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang itu sendiri.
Menurut Jasfar (2005:15) jasa adalah : “suatu fenomena yang rumit namun mempunyai banyak arti dan ruang lingkup yaitu berupa pelayanan dari seseorang kepada orang lain, atau bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang diberikan oleh manusia, baik yang dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan (implicit service) sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda-benda lainnya.”
Menurut Kotler keempat unsur strategi pemasaran jasa tersebut masih dirasa kurang mencukupi sehingga perlu ditambah beberapa unsur lagi, yaitu manusia (people), proses (process), dan pelayanan pelanggan (customer service). Ketiga unsur tersebut terkait sifat jasa yang tidak dapat terpisahkan hingga konsumsi dimana diikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung sehingga terjadi interaksi antara keduanya. Dengan demikian unsur-unsur strategi pemasaran jasa dapat ditambahkan sebagai berikut :
a. Manusia (people)  
Manusia merupakan alat strategi pemasaran yang menggambarkan tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa. Manusia berfungsi sebagai penyedia layanan (service provider) yang akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen. Kualitas dapat dicapai dengan cara memberikan pelatihan (training) kepada karyawan sehingga hasil pelatihan tersebut dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang aktif, cakap dalam bernegosiasi, dan berwawasan yang luas terutama dalam hal kegiatan kapal. Dengan memiliki SDM  yang berkemampuan  professional maka perusahaan dapat memberikan jasa pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan.
b.    Proses (process)
Proses adalah alat strategi pemasaran yang menggabungkan semua kegiatan atau aktivitas. Umumnya terdiri dari prosedur, jadwal, pekerjaan, mekanisme aktivitas dan hal-hal lain rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada pelanggan.
c.    Pelayanan pelanggan (customer service)
Customer service  lebih dilihat dari pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pengguna jasa untuk mencapai kepuasan. Customer service  sendiri meliputi kegiatan untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and place utility) termasuk pelayanan sebelum transaksi sampai dengan berakhirnya pelayanan tersebut. Dengan begitu para pelanggan memberikan respon positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.
Namun Swoter (2003:28) hanya menambahkan dua unsur tambahan strategi pemasaran yang didasarkan pada perlunya penambahan berguna untuk teknik pemasaran, yaitu kemasan (packaging) dan persepsi (perception).
1.      Kemasan (packaging)
Kemasan memainkan peran kunci dalam penggunaan produk dan bisa jadi biaya yang dikeluarkan untuk kemasan lebih tinggi ketimbang biaya untuk isinya. Walaupun begitu, akan bermanfaat untuk memperluas konsep kemasan. Pada beberapa situasi, kemasan menciptakan pengaruh yang lebih besar ketimbang produk itu sendiri. Dalam hal kemasan, disini berkenaan dengan cara penyajian periklanan pelayanan jasa.
2.      Persepsi (perception)
Menggambarkan apa yang ada dalam pikiran pemakai mengenai produk atau jasa dan perusahaan yang mengeluarkan produk tersebut. Citra bisa akurat tapi bisa juga salah atau situasi yang tidak lagi berhubungan. Jika para pelanggan potensial berpikiran bahwa produk atau jasa tersebut mahal, pelayanan purna jual buruk, dan sebagainya, terlepas pendapat itu benar atau tidak, keputusan pembelian sangat ditentukan oleh faktor tersebut.

B.       Unsur –Unsur  Dalam    Pemasaran.
Menurut Sofjan Assauri  (2005:210)  Bauran pemasaran adalah :  Perpaduan  efektif empat unsur strategi pemasaran, yaitu:  produk, harga, distribusi dan promosi, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan  pemilihan target atau sasaran pemasaran.
Strategi  produk bisa berupa barang (fisik), pelayanan atau jasa atau gagasan.  Strategi produk adalah suatu strategi yang berkenaan dengan barang, pelayanan dan gagasan yang akan ditawarkan kepada konsumen, termasuk didalamnya layanan konsumen, kemasan produk, merk dagang, dan lain –lain.
Strategi distribusi  bertujuan untuk memberi kemudahan kepada konsumen dalam menemukan informasi & keberadaan produk.  Misalnya  kerjasama hardware dan  software antara HP Compaq & Microsoft, pemasaran melalui www.amazon.com, napster untuk lagu-lagu MP3. Menggunakan teknologi komunikasi berbasis kabel atau tanpa kabel (infra red, bluetooth, dan lain lain).
  Strategi  Promosi adalah komunikasi yang menghubungkan antara penjual dan  pembeli atau calon pembeli.
Strategi harga adalah cara-cara dalam menentukan harga produk supaya tetap profitable atau menguntungkan dan bersaing dari sisi penjual, dan masih rasional dan menguntungkan dari sisi konsumen. Diupayakan win-win solution. Misalnya. kebijakan satu harga.

C.      Strategi Pemasaran dan Tujuan Perusahaan
Menurut Sofjan Assauri  (2005:153) Strategi pemasaran  adalah: ”Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang : tujuan tersebut hanya dapat tercapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan / laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan, apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai, apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang  pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha – usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing – masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
D.      Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut Rangkuti (2006:19) adalah :
“Membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness)”.
Sesuai dengan istilah SWOT itu sendiri, analisis ini didasarkan pada kepanjangan istilah tersebut, yaitu dari kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness) peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Model ini yang paling popular dipakai oleh para perencana strategis (strategic planner) untuk menganalisis situasi kondisi suatu organisasi atau perusahaan.
Kinerja suatu perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal (ekonomi, politik/hukum, sosial/budaya, demografi/lingkungan, teknologi, persaingan) dan fak tor internal (manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian-pengembangan, sistem informasi). Kedua faktor tersebut dipertimbangkan dalam analisis SWOT. 
Menurut Rangkuti (2006:22) didalam menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal ada beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu :
  1. Matrik faktor-faktor strategis internal suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analisys Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strenghts and weakness perusahaan dengan tahapan sebagai berikut :
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan Perusahaan pada kolom 1.
a.         Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi 1,00).
b.         Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan dimana semua variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan + 4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersangkutan negatif kebalikannya, contohnya : jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri adalah 4.
c.         Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
d.        Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
  1. Matrik faktor Strategi Eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factors Analisys Summary) :
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) berikut ini :
a.         Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman).
b.         Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c.         Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (peluang besar diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya 1. Sebaliknya,  jika  nilai ancamannya sedikit maka rating-nya 4. 
d.        Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e.         Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Menurut Rangkuty (2002:18), analisis SWOT adalah: “identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)”. Berkut adalah contoh yang penulis berikan :
Sumbu X : S =  (+)
              W : =   (-)   +

Sumbu Y : O =  (+)
              T  :  =   (-)   +
Dari hasil perhitungan dibuatkan matriksnya dalam cartesius (sumbu X dan Y) kemudian ditentukan posisinya :
a.         Bila sumbu X dan Y bernilai positif, maka perusahaan berada pada kuadran I. Perusahaan berada di posisi Strenght – Opportunities dimana kekuatan yang ada di lingkungan internal dapat digunakan untuk memperoleh kesempatan di lingkungan eksternal.
b.        Bila sumbu X bernilai negatif dan sumbu Y bernilai positif, maka perusahaan berada pada kuadran II. Perusahaan berada di posisi Weakness – Opportunities dimana kelemahan yang ada di lingkungan internal dapat diperbaiki dengan memanfatkan kesempatan dari lingkungan eksternal.
c.         Bila sumbu X dan Y bernilai negatif, maka perusahaan berada pada kuadran III. Perusahaan berada di posisi Weakness  – Threats dimana perusahaan dapat mengurangi kelemahan internal dan menghilangkan ancaman dari luar (lingkungan eksternal).
d.        Bila sumbu X bernilai positif dan sumbu Y bernilai negatif, maka perusahaan berada pada kuadran IV. Perusahaan berada di posisi Strength – Threats dimana perusahaan dapat menggunakan kekuatan dari lingkungan internal untuk mengurangi dampak ancaman dari luar (lingkungan eksternal).
Berikut ini adalah gambar dari Matrik SWOT :
GAMBAR  II.1
MATRIK SWOT



Y












 O ( + )









Kuadran II

Kuadran I




(+,+)














 W ( - )


 S ( + )
X



















Kuadran III

Kuadran IV

( -,- )


( +,- )
















 T (+)















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.Metode Pengumpulan Data
          a.Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data yang dimaksudkan adalah data – data yang tergolong dalam Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) SWOT yang terdapat didalam internal dan eksternal  perusahaan pelayaran PT. Agung Raya Jakarta pada saat memasarakan jasa keagenan kapal. Selain itu terdapat pula beberapa data kuantitatif sebagai sumber data tambahan (pendukung)
            b.Sumber data
                                  1).      Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan dan yang memerlukannya. Pada penelitian ini data diperoleh melalui wawancara dengan para karyawan dan dokumentasi PT. Agung Raya Jakarta.
                                  2).      Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan dan laporan – laporan penelitian terdahulu.
            2.      Metode Analisis Data
Untuk dapat mendapatkan data tersebut penulis melakukan teknik – teknik sebagai berikut :

a.       Penelitian Lapangan (field research).
Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan untuk memperoleh data secara langsung dari responden yang dipilih. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
                                  1).      Wawancara (Interview)
Pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek penelitian.
                                  2).      Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.
b.      Penulisan Kepustakaan (library research).
Penelitian kepustakaan di lakukan dengan membaca atau mengumpulkan data serta keterangan – keterangan yang terdapat dalam bentuk literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang berasal dari buku referensi, internet, modul, data yang dimiliki. Mencatat data yang ada di  perusahaan baik berupa dokumen atau arsip yang berkaitan dengan bidang penulisan yang diambil penulis.
            3.      Teknik Analisis
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang atau perilaku yang dapat diamati sebagai data pendukung. Di dalam menganalisis penulis menggunakan perpaduan strategi pemasaran dan matrik IFAS (Internal Strategic Facktors Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Strategic Facktors Analysis Summary) untuk mengkoordinasikan seluruh faktor – faktor yang terdapat disekeliling perusahaan dan Teori analisis SWOT sebagai alat untuk membentuk posisi perusahaan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar